Halaman

Sabtu, 23 Juli 2011

CONTOH MAKALAH

PENGARUH KAPITALISME TERHADAP GLOBAL WARMING

BAB I
PENDAHULUAN

”Pemanasan Global Setara dengan Senjata Pemusnah Masal”.Kalimat ini dicuplik dari judul berita di harian Republika pada bulan November 2005. Satu judul untuk menarik perhatian tentang dahsyatnya global warming bagi kehidupan manusia.
Dalam berita yang dicatat lembaga ilmiah Inggris terkemuka, Royal Society, memberi peringatan tentang bahaya global warming pada konferensi 12 hari di Montreal. Menurut Royal Society:

"Dampak pemanasan global banyak dan serius yaitu, naiknya permukaan laut, perubahan dalam ketersediaan air bersih dan meningkatnya berbagai kejadian luar biasa banjir, kekeringan dan topan yang konsenkuensi seriusnya meningkat menjadi sebanding dengan senjata pemusnah masal"
.
Hal ini disebabkan peradaban manusia telah mengalami kemajuan dari masa ke masa hingga sampai sekarang. Selama perkembangan itu, manusia menjalani kehidupan bergantung pada pertanian dan agrikultur. Dengan orientasi kehidupan tersebut, manusia selalu berusaha menjaga dan melestarikan lingkungannya dengan sebaik-baiknya yang bertujuan untuk menjaga kelangsungan hidup manusia pula.

Dan pada saatnya, perkembangan manusia telah mengalami jaman revolusi industri yang menggantungkan kehidupan manusia pada bidang perindustrian.Sehingga, dunia agrikultur pun mengalami kemunduran perlahan-lahan Dan nilai-nilai kehidupan manusia pun mengalami perubahan, terutama dalam interaksi manusia dengan lingkungannya. Perubahan-perubahan yang terjadi ini menghasilkan dampak baik positif maupun negatif. Salah satu dampak revolusi industri yang telah terjadi dan masih terus berlanjut pada masa sekarang dalam kehidupan dan peradaban manusia adalah dampak lingkungan yang ada di sekitar kita. usaha yang dilakukan oleh para pelaku industri seperti pembangunan pabrik-pabrik dan pembuatan produksi dengan kapasitas besar tanpa memperhatian lingkungan.Hingga pada akhirnya akan merugikan lingkungan tempat tinggal manusia dan kehidupannya.

Para ahli lingkungan telah menemukan indikasi adanya dampak yang terbesar bagi lingkungan dan dunia secara global akibat usaha perindustrian yang dilakukan dan telah berkembang pesat ini. Dampak negatif ini adalah terjadinya pemanasan atau global warming. Namun, masalah global warming sebagai masalah lingkungan ini masih diperdebatkan kebenarannya oleh beberapa pihak yang menganggap global warming adalah alasan yang diciptakan untuk membatasi laju perkembangan perindustrian.



BAB II
PEMBAHASAN

Kapitalisme
Kapitalisme merupakan suatu paham yang meyakini bahwa pemilik modal bisa melakukan usahanya untuk meraih keuntungan sebesar-besarnya. Demi prinsip tersebut, maka pemerintah tidak dapat melakukan intervensi pasar guna keuntungan bersama (menurut wikipedia)
Sistem perekonomian yang memberikan kebebasan secara penuh kepada setiap orang untuk melaksanakan kegiatan perekonomian seperti memproduksi barang, menjual barang, menyalurkan barang dan lain sebagainya. Dalam sistem ini pemerintah ikut berperan untuk memastikan kelancaran dan keberlangsungan kegiatan perekonomian yang berjalan, tetapi bisa juga pemerintah tidak ikut campur dalam ekonomi.

ciri-ciri Kapitalisme:
1.Sebagian besar sarana produksi dan distribusi dimiliki oleh individu.
2.Barang dan jasa diperdagangkan di pasar bebas (free market) yang bersifat kompetitif.
3.modal kapitalis (baik uang maupun kekayaan lain) diinvestasikan ke dalam berbagai usaha untuk menghasilkan laba (profit).
Global Warming atau Pemanasan Global
Global Warming diterjemahkan sebagai pemanasan Global. Terjadinya pemanasan global di bumi dimulai dari kenyataan bahwa energi panas yang dipancarkan berasal dari matahari yang masuk ke bumi menciptakan cuaca dan iklim serta panas pada permukaan bumi secara global

Dampak global warming bagi kehidupan bumi

Global warming menimbulkan dua macam akibat yaitu akibat langsung dan akibat ikutan. Akibat langsung berupa perubahan iklim global (global climate change) sedangkan akibat ikutannya adalah segala hal yang terjadi sebagai konsekuensi dari perubahan iklim.

Perubahan iklim global dapat diamati dari berbagai fenomena yang terjadi, diantaranya:
1. Kenaikan permukaan laut sebagai akibat pelelehan gunung es di kutub dan pemuaian air laut. Akibatnya, daerah pantai atau dataran rendah serta pulau-pulau kecil akan terhapus dari peta bumi.
2. Pelelehan lapisan es yang terjadi baik pada tumpukan es di kutub bumi maupun di pegunungan tinggi. Pelelehan lapisan es akan mengurangi reflektifitas dan menambah absortifitas permukaan bumi terhadap radiasi matahari.
3. Perubahan pola penguapan dan jatuhan air (hujan, salju, embun). Perubahan ini akan memunculkan berbagai fenomena cuaca ekstrem seperti banjir, kekeringan, gelombang panas, badai dan tornado.

Pada kenyataannya, pemanasan Global merupakan peningkatan suhu bumi secara bertahap sebagai akibat dari peningkatan konsentrasi gas efek rumah kaca.Karena efek rumah kaca, yaitu terperangkapnya energi dalam permukaan bumi oleh konsentrasi gas-gas dalam atsmosfer. Dan ketika bumi meradiasikan kembali energi yang diterimanya ke luar angkasa, sebagian dari energi matahari yang masuk ke bumi, terperangkap dalam permukaan bumi akibat terhalang oleh gas-gas dalam atmosfir seperti uap air dan karbon dioksida.

Sejak abad 19 yang lalu sampai dengan abad 20, temperatur permukaan bumi telah mengalami peningkatan 0.5 – 1.0°F. Dan perkiraan peningkatan suhu permukaan bumi rata-rata menurut para ahli akan mencapai 1-4.5°F atau 0.6-2.5°C dalam 50 tahun mendatang tergantung pada wilayah di bumi. Pembuktiannya terlihat dalam perubahan kondisi nyata yang terjadi dengan mancairnya salju pada Northern Hampshire dan terdapat es apung pada Samudra Arktik.

Gas-gas ditimbulkan dari berbagai macam kegiatan manusia, seperti kegiatan dalam perindustrian dan pembakaran akan terkonsentrasi dalam atmosfir . Energi yang tidak teradiasi ini sama kondisi dengan yang terjadi pada rumah kaca, sehingga energi tersebut akan tetap tersimpan dalam permukaan bumi dan menyebabkan pemanasan global pada permukaan bumi. untuk memahami efek rumah kaca (green house effect) dan pemanasan global dengan baik, mari kita memperhatikan uraian-uraian berikut:

1. Apabila udara dipanaskan maka ikatan antar molekulnya akan meregang dan tekanannya berkurang (sedangkan apabila didinginkan akan merapat dan tekanannya meningkat).
2. Ketika molekul udara memuai atau meregang, maka ikatan-ikatan antar molekul yang menjauh akan melepaskan sejumlah energi (sedangkan apabila merapat akan menyerap energi di sekitarnya).
3. Ketika udara dipanaskan dan terjadi peregangan/pemuaian molekul hingga melepaskan sejumlah energi; energi yang dilepaskan akan mendorong molekul udara disekitarnya. Peregangan dan pelepasan energi berlangsung simultan sampai seluruh energi panas yang dipergunakan dalam reaksi tersebut menjadi habis.
4. Udara yang tidak ikut bereaksi dan masih bersuhu rendah akan terdorong ke tempat lain oleh energi yang dilepaskan oleh pemuaian tadi.
5. Dalam keadaan normal udara bergerak dari tempat yang bertekanan tinggi ke tempat yang bertekanan rendah.
6. Jadi keadaan setelah proses pelepasan energi (no.1-4) adalah proses penyeimbangan di mana udara akan bergerak kembali dari tempat bersuhu lebih rendah dan bertekanan tinggi ke tempat yang bersuhu lebih tinggi dan berketekanan rendah. Proses ini bertujuan mengembalikan keseimbangan kondisi udara di kedua tempat, baik suhu maupun tekanan.
7. Apabila di tempat yang bersuhu tinggi berlangsung proses peningkatan suhu secara terus-menerus disebabkan efek rumah kaca, berkurangnya hutan hujan sebagai penyerap CO2, dan kegiatan-kegiatan manusia yang bersifat melepaskan emisi CO2 dan gas rumah kaca lainnya serta energi dan panas – umumnya di daerah perkotaan dan negara-negara industri, maka suhu panas akan terus dialirkan ke tempat yang bersuhu lebih dingin dan terjadi proses pemuaian sampai semua molekul udara habis bereaksi.Dalam kondisi ini suhu panas sudah dalam keadaan merata di seluruh atmosfir bumi atau pemanasan global sudah merata.
Penyumbang polusi udara paling tinggi di dunia dan memberikan akibat dari efek rumah kaca berupa pemanasan global adalah AS, Eropa dan negara-negara indurstri lainnya.Sehingga wilayah-wilayah dingin dan bersalju seperti Kutub Utara dan pegunungan-pegunungan tinggi di Eropa serta Asia Tengah menerima akibatnya. Proses pemuaian udara berlangsung secara simultan, dan hal ini mendorong pergerakan udara dingin ke daerah lain yang cenderung lebih bersih udaranya dari gas rumah kaca.Disebabkan oleh migrasi udara dingin ini bisa saja salju akan turun secara insidentil di tempat-tempat yang dalam keadaan normal tidak bersalju seperti di daerah sekitar khatulisitiwa atau di Benua Afrika yang kering.
Kapitalisme sebagai Penyebab Global Warming
Peningkatan gas rumah kaca terutama CO2 dimulai secara signifikan setelah kebangkitan ideologi kapitalis di Eropa dengan industrialisasinya. Menurut para ilmiah menggambarkan peningkatan industri lebih tajam pada tahun-tahun berikutnya ketika industri mulai berkembang.Sehingga tidak salah bila kapitalisme dinobatkan sebagai ideologi dan peradaban yang bertanggung jawab atas global warming.

Disamping itu, negara-negara industri kapitalis merupakan negara yang paling bertanggung jawab dalam emisi berlebih CO2. Amerika Serikat penghasil CO2 terbesar, yaitu 25% dunia. Wyongming, negara bagian AS dengan penduduk yang tidak banyak, hanya 495.7000 orang, menghasilkan CO2 lebih banyak dibandingkan dengan tujuh puluh empat negara berkembang dengan jumlah populasi gabungan hampir sebanyak 369 juta jiwa. Emisi CO2 yang dihasilkan Texas, dengan populasi 22 juta jiwa, setara dengan emisi gas yang dihasilkan oleh 120 negara berkembang dengan jumlah penduduk lebih dari 1,1 miliar manusia. Secara kuantitatif AS menghembuskan hampir 6500 Mega Ton CO2-equivalen yang 95% dari sektor energi, sementara Indonesia (minus kebakaran hutan) dengan jumlah penduduk yang hampir sama dengan AS menghembuskan hanya sekitar 400 Mega Ton CO2-equivalen. Bila ditotal maka negara kapitalis yang tergabung dalam G-8 (AS, Jepang, Jerman, Kanada, Inggris, Perancis, Italia dan Rusia) membuang CO2 sebanyak 68% dunia. Ini artinya negara industri kapitalis, dengan ideologi kapitalisnya, mengakibatkan bencana kehidupan berupa global warming.

Kesalahan kapitalisme sehingga berdampak destruktif terhadap kehidupan dapat dirunut dari kesalahan falsafah dasar yang membangun ideologi ini. Falsafah dasar ini terkait dengan pandangannya terhadap konsep kebutuhan manusia dan problem ekonomi. Kapitalisme beranggapan bahwa kebutuhan manusia tidak terbatas, sementara alat pemuas kebutuhan bersifat terbatas. Ini yang disebut dengan teori kelangkaan ( scarcity). Dengan asumsi ini maka manusia harus melakukan aktivitas produksi untuk menjawab kelangkaan sumber daya pemuas. Peningkatan produksi dilakukan dengan pertumbuhan industri yang selanjutnya diistilahkan dengan pertumbuhan ekonomi. Dengan demikian, teori ekonomi kapitalis senantiasa memandang bahwa problem ekonomi manusia terletak pada teori kelangkaan ini. Problem ini akan terpecahkan (kemakmuran akan tercapai) dengan satu hal, yaitu pertumbuhan ekonomi. Itulah yang menyebabkan bahwa pertumbuhan ekonomi selalu menjadi tujuan utama dalam pembangunan ekonomi kapitalis.

Pertumbuhan ekonomi kapitalis ini akan berdampak pada peningkatan emisi CO2 yang tidak terkendali. Pertumbuhan ekonomi kapitalis berarti peningkatan kebutuhan bahanbaku industri, peningkatan kebutuhan energi, peningkatan produksi limbah dan perubahan gaya hidup. Semua aktivitas ini berdampak pada peningkatan CO2, baik secara langsung maupun tak langsung.

Dan kesalahan dari kapitalisme adalah ketidakmampuan ideologi ini dalam membedakan antaran kebutuhan (need) dan keinginan (want). Pandangan bahwa kebutuhan manusia tidak terbatas sementara alat pemuas kebutuhan bersifat terbatas adalah pandangan yang menyesatkan. Alam yang ada sebenarnya cukup untuk memenuhi kebutuhan manusia secara keseluruhan. Yang tidak terbatas sebenarnya adalah keinginan manusia akan materi. Kapitalisme tidak bisa membedakan mana yang merupakan kebutuhan dan mana yang merupakan keinginan. Akibat teori kelangkaan ini semua diproduksi selama ada permintaan (keinginan), tanpa memperhatikan ia dibutuhkan ataukah tidak oleh manusia. Akibatnya, seperti dijelaskan di atas, banyak barang yang diproduksi sebenarnya tidak dibutuhkan sehingga menjadi sampah yang merusak ekologi. Dalam skala yang lebih luas aktivitas produksi yang tidak sehat ini berdampak pada eksploitasi sumber daya alam dan energi yang berakibat munculnya fenomena global warming.

Pandangan kapitalis yang salah tentang hak pengelolaan alam juga turut mengakibatkan bencana global warming. Kapitalisme menekankan privatisasi sektor publik seperti tambang energi, mineral, hutan, air, laut. Akibatnya eksploitasi alam menjadi tidak terkendali dan tidak kepedulian serta bertanggung jawab terhadap lingkungan. Prinsip ekonomi dengan modal sesedikit mungkin menghasilkan keuntungan yang sebesar-besarnya mengakibatkan masalah limbah bukan menjadi urusan bisnis, apalagi penanganan limbah membutuhkan modal yang tidak sedikit. Alhasil, kita melihat di setiap ada perusahaan asing mengeksploitasi sumber daya alam di sana ada persoalan limbah. Jadi penguasaan kepemilikian publik, seperti tambang mineral, energi, hutan, laut, oleh swasta ditambah prinsip ekonomi yang rakus dan regulasi yang pro pebisnis disertai korupnya kekuasaan menjadikan manusia hidup di bawah ancaman ekonologis yang dahsyat berupa penenggelaman bumi oleh global warming.
Disamping itu, ekonomi kapitalis yang bertumpu pada sektor non-riil mengakibatkan hasrat untuk tumbuh menjadi tidak terbendung dan tidak terkendali. Perbankan dan sektor finansial turut memberikan fasilitas bagi korporasi dalam mengeksploitasi alam. Akibatnya sistem ini menghasilkan hyper growth, namun tidak mampu menyelesaikan masalah kemiskinan global, malah menghasilkan pemanasan global

.
Pemetaan Solusi Global Warming
Menyelesaikan problem global warming tidak cukup hanya menyentuh aspek teknis engineering, para ahli telah merumuskan banyak cara untuk mengatasi global warming, diantaranya :
1.Penghematan energi.Dengan mengurangi pembakaran bahan bakar fosil yang merupakan sumber energi utama peradaban sekarang. Berbagai mesin (industri, transportasi) dan peralatan (rumah tangga, kantor) didesain untuk menghemat pemakaian energi.
2.Sequestrasi CO2 dengan media peresap alami. Berbagai jenis batuan dapat menyerap CO2 untuk kemudian membentuk senyawa karbonat. Berbagai negara melakukan studi dalam hal ini dengan menggunakan lapisan batuan pada goa-goa bekas tambang garam.
3.Penangkapan dan penyimpanan CO2. Pada idea ini, CO2 yang dihasilkan dari proses pembakaran bahan bakar fosil tidak dibiarkan terlepas ke atmosfir tetapi ditangkap dan disimpan dengan cara dicairkan, diberi tekanan atau direaksikan menjadi senyawa karbonat.Problem yang muncul dalam hal ini adalah kebutuhan area atau medium yang sangat luas dan masif untuk penyimpanan CO2.
4.Penggantian bahan bakar.Solusi ini merupakan solusi engineering yang dianggap paling komprehensif tetapi sekaligus juga paling rumit. Pada metode ini, penggunaan bahan bakar fosil akan digantikan oleh bahan bakar lain.
5.Konservasi hutan, penghijauan dan menjaga vegetasi laut untuk absorbsi alami CO2.

Semua solusi teknis engineering yang ditawarkan selain memiliki beberapa kendala teknis, juga tidak dapat berjalan efektif ketika tidak ada kebijakan politik untuk mengurangi emisi CO2, terutama dari negara-negara industri kapitalis. Sebagai contoh negara emitter CO2terbesar Amerika Serikat dengan gigih menolak Protokol Kyoto tentang pembatasan internasional atas tingkat pencemaran akibat emisi. Bali Roadmap yang diselenggarakan Desember 2007 lalupun terganjal dengan sikap AS yang arogan. Beberapa negara industri juga cenderung tarik ulur dalam masalah pengurangan secara pasti emisi CO2. Keengganan negara industri untuk serius mengatasi pengurangan CO2 menunjukkan persoalannya bukan terletak pada masalah teknis-engingering, namun masalahnya adalah pada level kebijakan politik.

Kebijakan politik yang mengabaikan nasib bumi ini adalah hasil dari ideologi kapitalis yang menjadikan ekonomi sebagai panglima. Mengurangi emisi karbon berarti negara maju harus mengurangi jumlah industri atau mengurangi jumlah produksi industri mereka. Hal ini berarti menghambat pertumbuhan. Penurunan pertumbuhan tentu bertentangan dengan cita-cita ekonomi kapitalis. Bagi mereka ini bencana ekonomi yang berdampak fatal pada kehidupan mereka. Jadi, negara kapitalis tidak mungkin mengambil kebijakan politik kalo harus menurunkan target pertumbuhan nasional.





BAB III
PENUTUP

Dapat disimpulkan penyelesaian global warming bukan sekedar penyelesaian di teknis-engineering, bukan pula pada perubahan kebijakan politik, tapi pada aras yang lebih dasar yaitu ideologi. Ideologi kapitalis harus diganti kalo kita ingin penyelesaian tuntas masalah global warming. Ideologi ini sangat bersifat egois dan ingin menangnya sendiri. Kita tentu masih ingat bagaimana dulu negara kapitalis Eropa melakukan kolonialisasi di Asia dan Afrika. Begitupun sekarang ini, kolonialisasi dibungkus dengan baju globalisasi. Jadi egoisme yang inheren pada kapitalisme membuat mereka berhitung secara ekonomi tentang penuntasan pemanasan global, tidak peduli bagaimana nasib bumi ini.
Bagaimana dengan negara berkembang? Setali tiga uang. Negara berkembang mau memperhatikan global warming karena kepentingan yang bersifat ekonomi pula. Alhasil, berbagai kesepakatan, konferensi atau pertemuan dunia yang menyangkut global warming telah bergeser menjadi isu ekonomi (perdagangan karbon), bukan lagi masalah ekosistem dan kemanusiaan. Inilah ideologi kapitalisme yang dipakai manusia bumi saat ini.
Oleh sebab itu solusi terhadap persoalan global warming bukanlah persoalan mencari solusi teknis engineering ataupun solusi kebijakan politik, namun lebih jauh dari itu. Pergantian ideologi kapitalis dan penerapan ideologi alternatif merupakan solusi yang bisa diharapkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar